Sabtu, 07 Juni 2014

Kertas Patah Hati

Ide untuk menulis cerita ini gue dapet pas lagi melakukan hal sepele, tapi setelah dipikir-pikir dengan ide brilian, hal sepele itu mampu menghasilkan sesuatu yang bermakna seperti apa yang akan gue ceritakan sekarang ini. Mau tahu ceritanya seperti apa? Ayo baca postingan ini sampai habis.

Jadi waktu gue sedang melakukan hal sepele ini, gue langsung merenung dan membayangkan tentang kejadian-kejadian tentang apa yang pernah gue alami dan mungkin kalian alami juga. Sebelumnya gue kasih tau dulu hal sepele apa yang gue lakukan pada saat itu, yaitu gue sedang melakukan penyerederan atau melakukan kegiatan mengubah kertas menjadi potongan-potongan kecil dengan menggunakan alat yang dinamakan dengan Shredder, kurang lebihnya seperti itu.

Setelah beberapa kali gue melakukan penyerederan itu, akhirnya gue tersadar akan sesuatu yang pernah terjadi di kehidupan gue, mungkin ini juga terjadi di fase kehidupan setiap manusia. Fase itu dinamakan dengan jatuh cinta dan patah hati. Siapa coba yang belum pernah merasakan indahnya jatuh cinta dan sakitnya patah hati? Semua orang pasti akan merasakannya.

Nah, setelah gue merenung, ternyata proses penyerederan itu seperti proses dari jatuh cinta sampai patah hati.

Gue awali ceritanya dengan kalimat; kita adalah manusia yang tinggal di satu tempat, yaitu Bumi.

Surat Lamaran Hanya Sample.

Gambar di atas adalah tumpukan lamaran yang dimasukkan ke dalam sebuah kardus, gue analogikan gambar tersebut adalah kita sebagai surat lamarannya, dan kardus itu adalah Bumi. Jadi kita adalah sekelompok manusia yang tinggal di Bumi ini dengan maksud dan tujuan terntentu. Tujuan yang gue maksud dari postingan gue kali ini adalah tujuan untuk mendapatkan pasangan hidup atau yang biasa disebut dengan sebutan jodoh.

Lalu kita bertindak dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan jodoh tersebut, dengan caranya masing-masing individu dan individu tersebut berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya.


Seseorang telah mendapatkan apa yang akan menjadi tujuannya yaitu jodoh. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, pasti kita harus menggenggamnya dengan baik dan hati-hati. Semua cara akan dilakukan dengan usaha yang sebaik mungkin untuk menyenangkan hati sang jodoh. Namun terkadang usaha-usaha yang telah diberikan untuknya terkadang menjadi bumerang yang malah menyerang balik si pemberi usahanya, kenapa? Mungkin karena si jodoh masa depan itu tidak suka dengan usaha-usaha basinya, atau si jodoh masa depan itu sudah sangat bosan mendapatkan perilaku yang begitu-begitu saja oleh si pengusaha.

Karena apa yang diberikan si pengusaha itu bertolak belakang dengan apa yang diberikan si cewek sebagai timbal baliknya, maka masalahpun datang silih berganti, si cowok mulai berfikir bahwa si cewek sudah tidak mencintainya lagi, si cewek berfikir bahwa si cowok sudah tidak mau berusaha lebih lagi daripada ini, lalu merekapun selalu berantem dan kemesraan di antara merekapun sudah tidak pernah lagi terlihat.


Karena di antara mereka berdua sudah tidak ada kecocokkan lagi, maka merekapun memutuskan untuk berpisah satu sama lain atau yang sering kita sebut sebagai putus. Merekapun sudah berpisah seperti gambar di atas yang mengibaratkan seperti hati yang telah hancur berkeping-keping. Sakit rasanya ketika kita berpisah dengan seseorang yang sangat kita sayangi. Mengetahui orang yang kita sayangi namun orang tersebut tidak menyanyangi kita itu memang sakit rasanya, sakit sekali.

Setelah mereka berpisah dan tidak pernah ada kabar dari keduanya, mereka seperti seseorang yang tidak pernah saling mengenal sebelumnya. Cinta memang kejam, ketika nama cinta sudah tidak ada lagi di antara sepasang kekasih, maka mereka akan berubah menjadi seseorang yang tidak saling mengenalnya lagi.


Seperti gambar di atas ini, seperti kertas yang sudah hancur berkeping-keping menjadi sampah, tidak dikenang dan diharapkan lagi, semuanya telah usai, hanya puing-puing kenangan yang tidak mungkin bisa dikembalikan lagi seperti semula. Cerita ini gue akhiri dengan kalimat; semua orang yang pernah menemani kita selama tinggal di dunia, pada akhirnya kita semua akan kembali menjadi seseorang yang sendirian, yang tertinggal hanyalah sebuah kenangan indah yang tidak akan pernah bisa kembali lagi.

Cinta itu bersifat introvert, apa ia akan menyakitkan atau menyenangkan tergantung bagaimana kita menyikapinya, dan tergantung dengan siapa kita menghabiskan waktu menikmati sebuah kata penuh arti, yaitu cinta.

0 komentar:

Posting Komentar