Kisah ini berawal pada saat gue masih duduk di bangku
sekolah menengah atas kelas sebelas. Sekolah gue mengadakan lomba drama yang
diperankan oleh murid kelas sebelas, saat itu masih dalam tahap persiapan
mencari naskah yang akan diperankan oleh kelas gue. Maka semuanya ditugaskan
untuk mencari naskah yang bagus dan tepat untuk kami perankan. Karena pada saat
itu gue belum punya Laptop, maka demi tugas gue putuskan untuk pergi ke warnet.
Dulu gue sering ke warnet hanya untuk bermain game,
browsing, ataupun mengerjakan tugas sekolah. Jarak dari rumah ke warnet lumayan
jauh, gue biasanya pergi berjalan kaki setelah maghrib atau setelah isya,
karena rumah gue di perumahan, dan warnetnya di luar batas perumahan maka jalan
dari rumah gue ke warnet harus melewati banyak medan, dimulai dari melewati
sungai, perkebunan, dan gang sempit yang di sampingnya ada kuburan.
Entah kenapa pada saat itu gue mau pergi ada perasaan yang
gak biasa, sedikit mual dan pusing, ah mungkin masuk angin biasa, soalnya
cuacanya begitu agak dingin dan banyak angin kencang, asalnya gue sempat ingin
membatalkan mencari naskah di warnet, tapi karena ini tugas dan kalau gak
ngumpulin takut kena hukuman maka gue jadi pergi ke warnet pada malam itu. Baru
saja membuka gerbang rumah, angin berhembus sangat kencang, tihang antena di
dekat gerbang rumahpun bergoyang seakan mau tumbang, gue rasa mau hujan.
Seperti biasa gue jalan selepas isha tepatnya pukul tujuh
lebih lima belas menit, gue jalan sampai jembatan sungai yang menghubungkan
perumahan gue dan rumah biasa atau perkampungan, biasanya rumah di depan sungai
ini suka ada bapak-bapak mengobrol, tapi saat ini rumah itu begitu sepi,
jalanan pun terlihat sepi, sepertinya hanya ada gue yang jalan sendirian.
Tumben gak biasanya gue kayak gini, akhirnya gue mempercepat langkah menuju
warnet, tanpa menghiraukan jalanan, karena sepertinya memang mau hujan gue
ngerasa ada tetes air hujan mulai turun, sesampainya di warnet gue langsung
mencari naskah drama buat kelas gue, kurang lebih satu jam gue mencari tugas
dan browsing internet hehehe.
Selepas mematikan komputer dan membayar biaya warnetnya pas
gue keluar dari warnet itu ternyata sudah gerimis kecil, gue bingung mau pulang
tapi gue bawa print-an naskah takut kehujanan, akhirnya gue tunggu sebentar
sampai gerimis tak lagi turun dari langit. Sekitar sepuluh menit menunggu
sepertinya sudah gak gerimis lagi, lalu gue putuskan untuk pulang ke rumah
dengan jalan yang sama. Jalanan sudah basah meninggalkan jejak-jejak tetes air
hujan yang jatuh ke Bumi. Angin yang berhembus tidak sekencang
sebelum-sebelumnya, namun udaranya cukup dingin dan membuat merinding, di
perjalanan gue baru inget kalau malam ini adalah malam Jumat. Mengetahui hal
itu gue makin cemas karena dari awal juga perasaan udah gak enak, ditambah
malam Jumat terkenal dengan kemistisannya.
Kejadiannya saat gue melewati gang sempit yang di sampingnya
ada kuburan itu, entah kenapa yang tadinya langkah gue cepat mendadak melambat
dan tiba-tiba gue mencium wangi bedak bayi, telon penghangat tubuh bayi,
pokoknya wewangian yang khas dengan bayi pada saat itu juga gue menciumnya,
aneh padahal gang itu sepi gak ada rumah satupun, lagipula siapa yang bawa bayi
malem-malem gini, toh gue kan cuma jalan sendirian, setelah mencium wewangian
bayi, tiba-tiba leher gue seperti ada yang meniup awalnya dingin tapi lama
kelamaan menjadi hangat, gue makin merinding, lalu entah siapa dan darimana ada
suara yang memanggil-manggil nama gue, dengan spontan gue langsung lari tapi
rasanya ke ujung gang itu gak nyampe-nyampe dan entah kenapa dengan spontan
juga kepala gue menoleh ke belakang, dan apa yang gue lihat pada saat itu
adalah sesosok kuntilanak sedang membawa bayi dengan rambut menjuntai sampai
pinggang.
Kuntilanak membawa bayi, itulah yang gue lihat pada malam
Jumat saat itu, gue gak bisa ngomong apa-apa tapi mulut gue bergetar, gue mau
lari tapi gak bisa, lalu kuntilanak itu menjulurkan tangannya, entah apa yang
terjadi lagi mata gue tertutup untuk beberapa saat, lalu terbuka lagi dan
kuntilanak itu menghilang entah kemana. Langsung saja tanpa pikir panjang gue
langsung teriak sambil berlari terbirit-birit agar cepat sampai di rumah.
Akhirnya gue sampe di rumah dengan selamat, gue mencoba
mengingat-ngingat apa yang telah gue alami tadi nyata atau cuma khayalan gue
takut kalau kuntilanak itu ngejahatin gue dan nakut-nakutin gue hehehe. Semalam
itu gue berharap bahwa apa yang baru saja terjadi itu cuma mimpi, akhirnya gue
membereskan buku pelajaran buat besok, dan langsung pergi ke tempat tidur.
Besok harinya di sekolah, gue dan temen-temen gue lagi
diskusi tentang naskah yang mau dimainkan nanti di lomba drama sekolah. Setelah
diskusi selesai, gue mencoba berbagi cerita tentang yang semalam gue alami, dan
mereka mentertawakan gue, iyasih memang gak bakal ada yang percaya, tapi apa
yang gue lihat semalam itu nyata, namun terkadang gue juga suka menganggap itu
hal konyol yang terjadi dalam hidup gue.
Setelah pulang sekolah, gue merasakan keadaan seperti
semalam lagi, yaitu ada yang meniup leher dan memanggil nama gue, padahal itu
sore dan keadaan sekitar masih rame, langsung gue melihat di sekitar dan gue
menemukannya lagi. Sosok itu hadir di pojok kelas, berdiri menatap gue, kali
ini tidak seperti kuntilanak, namun seperti pesinden, menggunakan kebaya atasan
putih dan rok bercorak batik dengan rambut disanggul. Gue dengan langkah perlahan
mencoba mendekatinya, gue duduk di kursi paling pojok belakang yang di
sebelahnya ada sesosok misterius, lalu sosok itu tersenyum ke gue dan
menjulurkan tangannya sama seperti apa yang dia lakukan semalam, lalu dengan
lembut dia berkata: “Sebut saja nama saya Nyi Melati Lengsir Wengi.” Lalu
beliaupun menghilang begitu saja.
Nyi Melati Lengsir Wengi. Begitulah namanya, ternyata
kejadian pada saat malam menyeramkan itu adalah nyata, dan Nyi Melati Lengsir
Wengi ini sering gue lihat keberadaanya di manapun gue berada, hanya untuk
menemaniku saja dan membantuku untuk hal-hal yang tidak memungkinkan, gue juga
terkadang suka berbincang-bincang dengannya, walau tidak ada yang bisa
melihatnya tapi ini nyata bahwa dia itu ada di antara kita.
2 komentar:
ini beneran???????????? :0
Hehehe tergantung kamunya percaya atau enggak :)
Posting Komentar