Que sera-sera, whatever will be will be, the future’s not
ours to see, que sera-sera, what will be will be.
Itulah sebagian lirik dari lagu Que Sera-Sera yang sederhana
tapi penuh makna, kali ini aku mau berbagi cerita yang berkaitan dengan lagu
tersebut, untuk itu kamu harus baca postingan ini sampai selesai. Saat ini aku
berumur hampir berkepala dua, dua puluh tahun kurang sedikit aku hidup di bumi
yang penuh dengan tanda tanya ini, banyak kejadian baik suka maupun duka yang
sudah membesarkanku di bumi ini. Kemarin ada yang bertanya kepadaku, apa
cita-citamu? Sebenarnya aku punya jawaban yang panjang untuk menjawabnya,
karena cita-citaku selalu berubah dari waktu ke waktu hingga saat ini aku
menulis tulisan ini sambil mendengarkan lagu.
Ketika aku kecil dulu aku belum mengerti apa itu cita-cita,
dulu ketika ada pertanyaan seperti itu aku selalu bingung mau diisi dengan apa,
hingga aku bertanya kepada orang tua atau menyontek jawaban teman sebangku,
mungkin dulu aku berfikir bahwa cita-cita itu adalah diri aku di masa depan
akan jadi apa dan dulu aku berfikir bahwa aku tidak tahu di masa depan aku akan
menjadi apa karena tidak ada mesin waktu yang bisa melihat di masa depan aku
ini menjadi apa, mungkin dulu aku berfikir seperti itu, sebelum aku beranjak
dewasa.
Seiring berjalan nya waktu aku mulai mengerti apa itu
cita-cita, dan saat aku sedang belajar di sekolah dasar cita-citaku adalah
pilot. Iya mungkin pilot adalah cita-cita paling favorit bagi anak seumuran
6-10 tahun, dulu aku bercita-cita ingin menjadi pilot karena aku ingin sekali
terbang di langit menggunakan pesawat, terbang ke mana saja sesuka hati menmbus
batas imajinasi, mungkin juga karena dulu sering minta uang ketika ada pesawat
lewat di atas rumah jadi aku berfikir bahwa pilot itu orang yang sangat kaya
yang suka bagi-bagi uang dengan menggunakan pesawat, jadi aku ingin sekali
seperti itu.
Namun cita-cita menjadi seorang pilot itu mulai memudar
ketika aku belajar di sekolah menengah pertama, saat itu cita-citaku bukan lagi
menjadi seorang pilot, setelah mempelajari ilmu astronomi aku sangat antusias
dengan planet-planet yang ada di alam semesta, aku sangat menyukai planet
saturnus yang sangat indah karena dikelilingi oleh cincin akibat terlalu
terpesona dengan keindahan alam semesta selain bumi yang aku tinggali ini aku
mulai jatuh cinta dengan ilmu astronomi dan bercita-cita menjadi astronot, aku
sudah tidak ingin terbang menggunakan pesawat keliling bumi, aku ingin terbang
menggunakan roket keluar bumi, mengunjungi bulan mengibarkan bendera merah
putih di sana dan pergi ke saturnus.
Rasa penasaran dengan ilmu astronomi itu aku sempat
menemukan cerita tentang orang pertama yang menginjakan kakinya di bulan, aku
sangat bangga sekali dengan orang tersebut, rasanya aku ingin ikut dengan nya
dan bergabung dengan NASA, tapi entah kenapa aku mulai meninggalkan kesukaanku
dengan astronomi ketika cerita orang yang mengunjungi bumi itu palsu dengan
teori-teori yang orang lain beberkan, saat itu aku menjadi pesimis untuk
menjadi astronot dan mengunjungi bulan bahkan saturnus rasanya tidak mungkin,
aku takut roket yang membawaku ke luar bumi meledak ketika memasuki zona yang
namanya berakhiran dengan kata “fer” walaupun bisa tembus keluar bumi aku takut
tidak bisa kembali lagi ke bumi, bagaimanapun aku masih ingin hidup di bumi
bersama keluarga tercinta.
Seiring berjalan nya waktu aku mulai menemui orang-orang di
sekitar yang mulai berbagi cerita hidupnya kepada aku, saat itu aku sedang
belajar di sekolah menengah atas. Entah kenapa saat SMA sampai sekarang aku
terlalu banyak menyimpan rahasia hidup seseorang tidak hanya seorang tapi
banyak, aku tahu kisah hidup orang ini, aku juga tahu masalah orang itu,
berbagi cerita kehidupan pribadi memang menyenangkan, dan aku sangat menyadari
bahwa setiap orang itu mempunyai hidup dengan masalahnya masing-masing,
percayalah ketika kamu sedang berada dalam masalah, jangan pernah putus asa
karena masih ada yang lebih bermasalah selain kamu, teruslah bersyukur dan
berdoa karena setiap orang mempunyai masalahnya masing-masing.
Mungkin terlalu banyak mendengarkan kisah hidup orang lain
aku selalu memperhatikan tingkah laku banyak orang, ketika dia berdiam diri dan
berbicara aku jauh mendengarkan ke dalam hatinya yang sedang terluka itu, dia
berbicara biasa saja tapi aku bisa merasakan ada rasa sakit di dalam hatinya,
dan ketika dia berdiam diri ada kesedihan di dalam tatapan matanya yang kosong
itu. Entah apa yang timbul dari diriku, aku jadi suka memperhatikan dan
menebak-nebak apa yang sedang dirasakan seseorang, dan inilah cita-cita aku
yaitu menjadi psikologi. Iya aku ingin sekali menjadi psikologi, membantu
orang-orang yang terkena masalah walaupun aku tidak lepas dari masalah, aku
ingin sekali menyikapi dengan sebijak mungkin ketika aku sedang punya masalah,
aku juga ingin bisa menyelesaikan masalah orang lain. Hingga saat kelulusan
tiba aku gagal masuk SNMPTN Universitas Indonesia jurusan Psikologi hahaha
memang harapanku ini berbanding terbalik dengan nilai-nilaiku pada saat itu
hahahaha.
Semua itu sudah terjadi tak perlu disesali, aku berdoa
kepada Tuhan jika aku gagal di SNMPTN berikanlah aku pekerjaan yang aku senangi,
yang mudah, dan menghasilkan banyak uang. Dan kegagalan itu adalah jawaban
tidak yang sebenarnya iya aku butuhkan, karena yang kamu pikir itu baik belum
tentu itu buruk ataupun sebaliknya. Aku melamar kesana-kemari, hingga aku
bekerja pertama kali di sebuah pabrik bahan baku keramik di bagian
export-import, dan pertama kali aku mendapatkan upah itu rasanya luar biasa,
makan keringat sendiri itu nikmat apalagi keringatnya bisa dibagi-bagi ke orang
terdekat. Hingga pada akhirnya aku resign dari pabrik tersebut karena ada panggilan
kerja yang lebih baik yaitu pabrik otomotif, dan kamu tahu keringat yang
dikeluarkan berbanding lurus dengan upah yang didapatkan, itu pertama kalinya
aku mendapatkan uang berkepala 10 dalam satu bulan gila rasanya luar biasa
sekali.
Hari demi hari bekerja sebagai pegawai pabrik suka duka
selalu ada, dan aku berfikir rasanya jadi manager itu gimana ya, mengatur
berbagai hal demi memajukan usahanya, mungkin kali ini cita-cita yang aku
inginkan menjadi pengusaha dan memanageri suatu perusahaan yang sangat terkenal
dan maju di dunia menjadi orang terkaya nomer satu di dunia, kerja ke kantor
kapan saja, di kantor bebas ngapain saja, pulang kapan saja, rasanya hidup kaya
raya dan bebas dihormati banyak orang sepertinya menyenangkan, dan tidak lupa
kepada Tuhan nya. Hingga ada yang berkata “Bekerjalah dengan giat hingga kamu
tidak perlu memperkenalkan diri kamu ke orang lain.” Itu maksudnya kamu harus
bekerja keras hingga kaya hingga terkenal hingga orang yang tidak kamu kenal
sudah mengenal kamu tanpa kamu perkenalkan diri, enak ya hehehe.
Kembali lagi ke lagu Que Sera-Sera, mau jadi apa kamu di masa
depan itu tidak penting yang penting jadilah orang yang baik dan menyenangkan
mau jadi apa saja kamu di masa depan syukuri itu, karena masih banyak orang
yang tidak seberuntung kamu, ingat setiap orang itu hidup di kehidupan nya
masing-masing, kehidupan kamu itu hanya ada kamu di dalamnya jadi tidak perlu ada
campur tangan orang lain, teruslah berdoa dan berusaha, semoga kita semua
menjadi apa yang diingin-inginkan. Terima kasih sudah membaca.
0 komentar:
Posting Komentar