Hari ini tepat satu bulan kamu pergi tanpa adanya kabar sama
sekali, mungkin kamu sudah melupakan apa yang telah kita jalani selama ini. Aku
berfikir dua kali sebelum aku memutuskan untuk menulis tulisan ini khusus untukmu,
karena aku selalu bertanya-tanya masih pantaskah aku mengakui kamu sebagai
kekasihku yang mungkin jika aku tanya langsung, kamu tidak akan mau
menjawabnya. Akhirnya aku memutuskan untuk mencurahkan semuanya di dalam
tulisan yang pasti tidak akan kamu baca, memang percuma, tapi aku lebih suka
menuliskannya daripada memendamnya di dalam kesendirian.
Aku yang selalu berharap masih menjadi bagian penting dalam
hidupmu ini, hanya bisa meneteskan air mata sambil menuliskan kata-kata yang
mungkin tidak berguna untuk membahagiakan kamu, sama seperti kalimat terakhir
yang kamu katakan kepadaku, bahwa kamu tidak bahagia bersamaku.
Besoknya kamu pergi entah ke mana, entah apa yang salah dari
diriku, padahal sebelumnya kamu selalu ceria bersamaku, kamu selalu mengatakan
akulah yang terbaik, ah mungkin aku yang terlalu tinggi berharap bahwa semua
kata-kata dan perilakumu itu spesial hanya untukku, ternyata senyum dan tawamu
yang dulu itu palsu, kata-kata indah yang keluar dari bibir manismu itu
ternyata racun, aku pikir kamu beda dari pria-pria yang lainnya, ternyata kamu
memang sama saja seperti mereka, aku sedih kamu melakukan hal seperti ini.
Mungkin kamu sudah bosan denganku, sehingga kamu tega
mengatakan bahwa kamu tidak bahagia bersamaku, lalu kamu pergi begitu saja
mencari hubungan dengan wanita lain, mungkin aku wanita yang paling bodoh, yang
berharap terlalu tinggi bahwa kamu pergi hanya untuk sementara, mungkin aku
wanita yang terlalu mencintai kamu walaupun kamu belum kembali sampai saat ini,
tepat satu bulan yang lalu.
Semoga kamu bisa membaca tulisanku ini, karena di atas telah
aku curahkan semua kesedihan dan kekhawatiranku setelah kamu pergi
meninggalkanku, kini aku tahu kamu pergi hanya untuk sebuah alasan. Kamu tidak
ingin aku bersedih mengetahui penyakit kamu yang sampai merenggut nyawamu itu?
Kamu sengaja membuat aku tersakiti, agar aku bisa merelakan kamu pergi dengan
alasan kamu adalah seorang pria brengsek kan? Nyatanya kamu pergi untuk berobat
ke luar negeri, lalu kamu pergi untuk selamanya. Sekarang aku sadar setelah aku
mencari kabar dari keluargamu, aku yang masih meneteskan air mata sampai saat
ini masih belum rela atas kejadian semua ini.
Aku masih menyayangimu, walaupun dunia kita tak lagi sama.
3 komentar:
Duh... kehilangan semacam itu, butuh penerimaan yang dalm
Hai ijin blogwalking ya ;-)
Ada info lomba blog nih. Klik link ini ya. Makasih:)
subhanalloh,,kamu yang tabah ya,kamu pasti bisamelewati ini semua :)
Posting Komentar